ilustrasi stres © (Photo by Anna Shvets on pexels.com)

Jangan Kaget! Tingkat Stres Pada Marketing Meningkat Karena Covid-19

Yogyakarta, dndsandyra.com – Munculnya virus Corona atau Covid-19 memberikan dampak yang begitu besar pada seluruh sektor kehidupan. Sektor pekerjaan adalah salah satu sektor yang cukup mengalami dampak signifikan.

Dilansir dari laman SurveyMeter, Covid-19 memberikan multiple stress pada kehidupan masyarakat. Mulai dari kekhawatiran akan tertular COVID-19, khawatir akan meninggal dan kehilangan anggota keluarga serta teman hingga stres akibat terkena PHK dan mengalami penurunan pendapatan.

Selain bagi individu, kondisi ini juga berdampak di dalam suatu perusahaan, terutama yang berprofesi sebagai marketing.

Marketing atau pemasaran merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan untuk membuat pelanggan tertarik terhadap produk dan jasa dari suatu perusahaan.

Agar produk dan jasa dapat dikenal dan diminati oleh pelanggan, seorang marketing akan berorientasi pada target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Jika ditelusuri lebih lanjut, marketing tidak hanya sebatas mencari pelanggan untuk membeli produk yang ditawarkan, marketing juga dituntut dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang setinggi-tingginya.  

Dengan beratnya tuntutan dan tanggung jawab seorang marketing karena menjadi ujung tombak yang menentukan sukses tidaknya perusahaan. Ditambah dengan kondisi pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai seperti saat ini, sangat berpotensi menjadi pemicu timbulnya gejala stres baik secara fisik maupun psikis atau psikologis.

Stres secara psikologis didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang dirasakan individu ketika menghadapi tuntutan, kendala, dan atau peluang dengan ketidakpastian hasil yang signifikan.

Penting untuk memahami berbagai penyebab dan gejala stres. Dengan memahaminya, kita dapat melakukan langkah-langkah antisipasi untuk meminimalisasi resiko dan efek samping yang ditimbulkan akbibat stres.

Kira-kira apa saja yang dapat menyebabkan stres, dampak dan bagaimana mengatasinya ? berikut penjelasannya.

Penyebab Stres

Stres kerja dapat terjadi saat tidak adanya kesesuaian antara individu dengan lingkungan kerjanya. Stres berdampak pada perubahan fisiologis, kognitif, dan perilaku seseorang saat bekerja.

Perlu diketahui bahwa stres dan stressor merupakan dua kondisi yang berbeda tetapi dapat bersinggungan. Stressor adalah peristiwa atau situasi eksternal yang dapat membuat penderitanya merasa terancam. Umumnya, stressor kerap menjadi penyebab stres bagi beberapa kalangan tak terkecuali seorang marketing.

Stres terhadap pekerjaan biasanya timbul karena dipengaruhi beberapa hal berikut :

  1. Stressor dari luar organisasi (extra organizational stresor)
    Stres yang disebabkan karena perubahan sosial dan teknologi, perubahan ekonomi dan finansial, kondisi keluarga dan masyarakat relokasi.
  2. Stressor dari dalam organisasi (organizational stresor)
    Stres yang disebabkan oleh strategi dan kebijakan administrasi, desain dan struktur organisasi, proses organisasi, dan suasana lingkungan kerja.
  3. Stressor dari kelompok dalam organisasi (group stresor)
    Stress yang terjadi karena kurangnya kerja sama dalam pelaksanaan pekerjaan terutama pada level bawah, kurangnya dukungan dari atasan dalam melaksanakan tugas, munculnya konflik antar pribadi, interpersonal maupun antar kelompok.
  4. Stressor dari dalam diri individu (individual stresor)
    Stres yang terjadi karena ketidakjelasan peran dan konflik, beban kerja yang telalu berat, dan pengawasan yang rendah dari penyelia.

Dampak Stres

Seseorang yang mengalami stres biasanya mudah putus asa, bersikap negatif, selalu sedih, mudah tersinggung, mudah marah, pikiran yang selalu terobsesi, mudah lupa, selalu merasa kesepian, binggung, kurang konsentrasi, dan selalu ragu dalam segala hal.

Jika seorang marketing mengalami stres secara terus menerus, secara otomatis akan memberikan dampak negatif pada hubungan sosial dan pekerjaannya. Hal inilah yang menjadi penyebab tingkat produktivitas mereka tidak meningkat bahkan mungkin bisa menurun.

Selain itu, stres juga bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan seperti nyeri otot, kekejangan otot, sakit kepala, migrain, kekakuan rahang, gangguan pencernaan, dan gemetar.

Apabila tingkat stres seseorang sudah kronis, maka kemampuan seorang untuk mengatur emosi akan terganggu dan depresi. Jika kondisi ini dibiarkan begitu saja, gejala stres tersebut bisa berujung pada penyakit-penyakit fatal seperti stroke, jantung, atau kanker payudara.

Selain berdampak pada individu, stres juga akan berdampak bagi perusahaan yang ditandai dengan penurunan prestasi dan produktivitas, peningkatan ketidak hadiran kerja, serta kemungkinan akan mengalami kecelakaan. Hal ini akan berdampak pada turunnya pemasukan dan keuntungan perusahaan.

Pentingnya Manajemen Penanganan Stres

Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang pernah merasakan kecemasan dan stres, jika tidak segera diatasi bisa menimbulkan masalah pada mereka secara pribadi maupun organisasi di suatu perusahaan.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat mengurangi tingkat stres pada pegawai yaitu dengan melakukan manajemen stres.

Manajemen stres adalah kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan dari stres yang berdampak negatif menjadi positif yang bertujuan untuk memberikan kinerja yang lebih optimal. Sedangkan pihak yang harus mengupayakan manajemen stres tersebut adalah pegawai sebagai individu dan perusahaan sebagai organisasi.

Untuk perusahaan, standar manajemen stres untuk mencegah dan mengendalikan stres di tempat kerja setidaknya ada enam elemen yang harus ditangani dengan baik yaitu tuntutan, kontrol, dukungan, hubungan, peran dan perubahan.

Jika elemen tersebut tidak diperhatikan, maka bisa berdampak terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, kesejahteraan pekerja, produktivitas kerja, kenyamanan bekerja, hubungan kerja, dan lain-lain.

Sedangkan untuk individu, setidaknya dapat dilakukan dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, terus menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh, serta meminimalisir dan menghindari stresor.

Hal lain yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi stes juga dapat dilakukan dengan mengelola waktu secara efektif, melakukan olahraga dan kebugaran fisik, melakukan relaksasi atau peregangan, tidur, istirahat dan liburan, meditasi, latihan pernapasan, memberikan dukungan sosial, terapi kognitif, tertawa, do’a, maupun menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

Jika manajemen penanganan stres dalam suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, pastinya akan memberikan nilai positif bagi perusahaan dengan peningkatan kinerja pegawainya.

Arif Cahyono

Source : dndsandyra.com
Penulis : Arif Cahyono
Editor : DnD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *