Yogyakarta, dndsandyra.com – Anak seharusnya merupakan karunia yang dititipkan Tuhan kepada orang tua yang seharusnya dididik, disayangi, dirawat, dijaga, dan dilindungi. Sayangnya tidak semua anak dapat merasakan kasih sayang orang tua.
Maraknya kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi selama ini tergolong sangat tinggi, dari kekerasan fisik, psikis, bahkan seksual. Tak hanya itu, banyak juga anak yang mengalami eksploitasi, trafficking dan penelantaran. Parahnya lagi, pelaku kekerasan tersebut adalah orang tua dan saudaranya sendiri.
Berdasarkan data SIMFONI PPA, pada 1 Januari – 31 Juli 2020 telah terjadi 4.116 kasus kekerasan terhadap anak termasuk perkawinan di usia anak. Oleh karena itu dibutuhkan pendampingan dan perhatian dari berbagai pihak.
Untuk memberikan edukasi mengenai bagaimana melakukan pencegahan terhadap kekerasan pada anak, pada hari Rabu (24/11/2021) Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga DI Yogyakarta (Dikpora DIY) mengadakan workshop bertajuk “Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak” dengan narasumber Ratna Yunita Setiyani S, M.Psi., Psikolog. (Dosen Program Studi Psikologi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta).
Dengan dipandu Naning Pratiwi selaku Master of Ceremony (MC) dan moderator. Dalam pemaparannya, Ratna menjelaskan mengenai pemenuhan hak anak, rekam media tentang kekerasan anak, dan perlindungan anak.
“Perhatian orang tua yang cukup dengan pola asuh yang baik akan melindungi anak dari mental block akibat kurangya bonding, stimulasi maupun rasa aman dan nyaman,” jelas Ratna.
“Upaya perlindungan anak terhadap kekerasan seksual berkenan dengan peningkatan kesehatan mental anak. Orang tua perlu terus belajar, sebagai orang tua seharusnya memberi contoh yang baik, memberi stimulasi dan rangsangan yang cukup bagi tumbuh kembang anak, memberikan fasilitas cukup sesuai kemampuan dalam mengembangkan diri anak dalam intelektual, menjaga stabilitas emosi, dan meningkatkan spiritual, serta membuat anak nyaman dan aman dengan tetap menjaga komunikasi sehat” imbuh Ratna.
“Materinya bagus sekali, sangat dibutuhkan oleh kami sebagai guru. Saya bisa tahu mengenai inner child dan mengerti apa yang bisa guru lakukan ketika mendapati siswanya memiliki luka masa lalu?” ungkap Susi Aryanti, S.Pd. salah satu peserta workshop dari SDN Tamansari II Yogyakarta.
“Dari penjelasan yang telah disampaikan, saya jadi memiliki pandangan bagaimana dalam memotivasi siswa yang bermasalah dengan masa lalunya maupun yang menjadi korban KDRT“ kata Agus Sutikno peserta workshop lainnya dari SD Keputran 1 Kraton.
Source : dndsandyra.com
Editor : DnD