Magelang, dndsandyra.com – Setiap tahun tepatnya pada bulan Agustus merupakan bulan yang paling meriah di Indonesia, karena seluruh masyarakat di berbagai penjuru sangat antusias untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI).
Di samping menghias dan mendekorasi kampung dan tempat tinggal dengan berbagai atribut khas 17-an, di beberapa daerah juga biasanya memiliki tradisi unik untuk memeriahkan perayaan HUT RI seperti tradisi dombanisasi atau kontes kecantikan domba yang ada di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Melihat keunikan tradisi dombanisasi, tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) kelompok 7 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) turut serta memberikan dukungan dalam pelaksanaan tradisi tersebut.
Kontes kencantikan domba yang dilaksanakan pada hari Sabtu (13/8/2022) ini, juga dihadiri oleh Yuwono selaku lurah Desa Banyusidi.
“Sudah menjadi agenda tahunan untuk membagikan domba (biri-biri) sebanyak 2 ekor kepada setiap kelompok ternak di setiap dusun di Banyusidi yang totalnya mencapai 22 dusun,” jelas Yuwono.
Wawan Riyadi, selaku fungsional pemberdayaan masyarakat kantor Bappeda dan Litbangdal Kabupaten Magelang menjelaskan bahwa kegiatan kontes kecantikan lomba ini sekaligus menjadi pemberdayaan bagi masyarakat berpendapatan rendah.
“Pemberdayaan ekonomi masyarakat wajib dilaksanakan oleh setiap desa di Magelang, salah satunya melalui kontes kecantikan domba yang menggunakan dana desa tidak kurang dari 1 miliar setiap tahunnya,” ungkap Wawan.
Pemberdayaan ini dilakukan dengan membagikan sepasang indukan domba pada setiap kelompok ternak dusun, yang kemudian anakan dombanya akan dibagikan kepada masyarakat berpendapatan rendah.
“Harapannya, kegiatan ini dapat menambah pendapatan masyarakat dengan system maro bathi (penerima domba akan membesarkan/menggemukkan domba, kemudian dijual kembali dan hasilnya dibagi dua antara pemberi dan penerima),” imbuh Wawan.
Ketua tim PkM Ir. Setyo Utomo, M.P., menyampaikan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program yang sama, hanya saja objeknya adalah ayam kampung.
“Program ini dikenal dengan nama ‘dombanisasi’, yang merupakan kelanjutan dari program ‘babonisasi’ ayam kampung yang sudah berjalan bertahun-tahun di desa Banyusidi.”
Ir. Nur Rasminati, MP., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN 7 UMBY turut memberikan dukungan untuk mahasiswa bimbingannya.
“Selain dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah, tradisi ini juga dapat menjadi pembelajaran sekaligus memperluas wawasan mahasiswa,” ucap Nur.
Source : dndsandyra.com
Editor : Naf’iyatul Muflihah Annasihah