Yogyakarta, dndsandyra.com – Belakangan ini, pelecehan dan kekerasan seksual menjadi masalah yang menarik perhatian banyak pihak, terutama para penggiat pendidikan perguruan tinggi.
Menyadari akan pentingnya penanganan kekerasan dan pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi tersebut, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogykarta (UMBY) mengadakan kegiatan kuliah umum pada Sabtu (2/07/2022) pukul 08.40 WIB secara online bertema “Apa kata mereka?: Memahami respon warga digital tentang kekerasan seksual”.
Kegiatan ini diprakarsai oleh dosen mata kuliah Intervensi Dasar II : Kelompok & Komunitas yaitu Nanda Yunika, M.Psi, Psikolog, Aditya Putra Kurniawan, MSH., Counselling., dan Ainurizan Ridho Rahmatulloh, M.Psi., Psikolog.
Dalam sambutannya, Nanda selaku ketua pelaksana kuliah umum Intervensi Dasar II: Kelompok & Komunitas menjelaskan, bahwa kegiatan ini merupakan event puncak dari rangkaian perkuliahan yang dikenal dengan sebutan ‘Festival Psikoedukasi’.
“Saya harap mahasiswa memiliki bekal lengkap baik dari ilmu yang dipelajari di ruang kelas maupun dari sisi praktisi di bidangnya serta menjadi bagian dari agen perubahan di masyarakat sebagai pemberi edukasi, baik di dunia nyata maupun maya,” ujar Nanda.
“Festival Psikoedukasi merupakan kompilasi karya mahasiswa yang kami kumpulkan dalam official IG mata kuliah yaitu @id2_psikologiumby. Hal tersebut diharapkan menambah kepekaan oleh mahasiswa terkait isu-isu sosial di masyarakat yang menjadi pokok bahasan pada perkuliahan ini,” tambah Nanda.
Kegiatan ini memberikan pandangan tentang kekerasan seksual dari 2 (dua) sisi: laki-laki dan perempuan, untuk itu dalam kuliah umum ini menghadirkan narasumber Saeroni, S.Ag., M.H., (Koordinator Nasional Aliansi Laki-laki Baru dan Ketua Pusat Studi Keluarga & Kesejahteraan Sosial Universitas Nahdhatul Ulama Yogyakarta (UNU Yogyakarta)), dan Kalis Mardiasih (Fasilitator gender dan peneliti tentang isu toleransi dan anti kekerasan, penulis dan kolumnis).
Pada sesi pertama, dalam pemaparannya Saeroni menjelaskan, bahwa kekerasan seksual bisa juga terjadi kepada laki-laki.
“Kekerasan seksual pada laki-laki dapat terjadi walaupun angka kejadiannya lebih rendah dari pada kasus kekerasan seksual yang terjadi kepada perempuan baik di dunia digital maupun secara langsung,” jelas Saeroni.
Tak hanya itu, Saeroni juga menjelaskan mengapa laki-laki bersiko tinggi menjadi pelaku kekerasan seksual dan bagaimana cara laki-laki untuk mencegah dirinya agar tidak menjadi pelaku kekerasan seksual.
“Sebenarnya banyak laki-laki yang bukan pelaku kekerasan seksual tetapi mereka pasif atau diam saja untuk melawan tindakan kekerasan seksual, dan itu merupakan tugas kita laki-laki untuk mendukung kampanye anti kekerasan seksual,” tegas Saeroni.
Pada sesi kedua, Kalis menjelaskan terkait kekerasan seksual dari perspektif perempuan.
Dalam pemaparannya, Kalis menjelaskan mengenai kasus-kasus kekerasan seksual yang banyak dialami perempuan di dunia digital seperti media sosial. Selain itu, Kalis juga menjelaskan mengapa banyak perempuan menjadi korban kekerasan seksual dan bagaimana seharusnya mereka bersikap ketika menjadi korban kekerasan seksual.
“Emosi yang harus dikeluarkan korban harus berupa kemarahan, bukan rasa takut atau menyalahkan diri sendiri. Mengapa? Jangan menyalahkan diri sendiri, karena pelakulah yang perlu disalahkan, karena perasaan inilah yang ingin diperjuangkan untuk apa yang perlu didapatkan oleh pelaku,” jelas Kalis.
“Selain itu, tidak ada cara untuk menghilangkan kasus kekerasan seksual yang terjadi secara digital di social media,” imbuhnya lagi.
Kuliah Umum Intervensi Dasar II: Kelompok & Komunitas dinilai berhasil. Lebih dari 385 peserta, baik mahasiswa maupun umum, berkumpul untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan tersebut.
Banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada kedua fasilitator, serta dan antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan hingga akhir membuktikan bahwa kuliah umum yang diadakan memberikan dampak positif.
Dengan diadakannya kuliah umum ini, Nanda mewakili dosen mata kuliah Intervensi Dasar II : Kelompok & Komunitas berharap, kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan kepada peserta tentang pencegahan dan dukungan kampanye anti kekerasan seksual.
Source : dndsandyra.com
Editor : Haya Azzura Rassya