Morowali Utara, dndsandyra.com – Masih ingatkah Anda tentang bencana banjir di Kabupaten Luwu pada hari Jum’at (03/05/2024) lalu ?
Seperti dikutip dari detik.com, Peristiwa tersebut menyebabkan 14 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor dan terseret banjir.
Selain di Kabupaten Luwu dan Sidrap, bencana banjir juga telah melanda Kabupaten Wajo, Sinjai, Enrekang, Pinrang, dan Soppeng.
Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dilaporkan sebanyak 13 Kecamatan di Kabupaten Luwu terdampak antara lain Kecamatan Suli, Kecamatan Latimojong, Kecamatan Suli Barat, Kecamatan Ponrang Selatan, Kecamatan Ponrang, Kecamatan Bupon, Kecamatan Larompong, Kecamatan Larompong Selatan, Kecamatan Bajo, Kecamatan Bajo Barat, Kecamatan Kamanre, Kecamatan Belopa dan Kecamatan Belopa Utara.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Sabtu (4/5) pukul 15.00 WIB, sebanyak 3.479 KK terdampak. Sebanyak 115 jiwa mengungsi di beberapa lokasi antara lain Masjid Pajang 60 pengungsi, Masjid Malela 30 orang pengungsi, Masjid Cimpu 25 pengungsi, dan sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat.
Definisi Banjir
Dikutip dari BPBD Jatim, banjir adalah peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang ada. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap.
Dengan kata lain, seperti dikutip dari BPBD NTB sederhananya banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat.
Faktor Pemicu Terjadinya Banjir
Banjir biasanya terjadi dikarenakan karena faktor alami seperti curah hujan yang turun terus menerus yang mengakibatkan meluapnya air pada sungai, danau, laut, juga drainase.
Selain disebabkan faktor alami tersebut, banjir juga bisa terjadi karena ulah manusia seperti berkurangnya kawasan resapan air dikarenakan alih fungsi lahan, penggundulan hutan yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta beberapa perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab antara lain membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di tepian sungai.
Mitigasi Bencana Banjir
Kejadian biasanya bencana banjir bersifat lokal, pada satu daerah bisa terdampak banjir dan pada daerah lainnya tidak terdampak banjir.
Kendati demikian, namun terkadang banjir juga dapat meluas dan melumpuhkan kehidupan perkotaan seperti yang pernah terjadi di beberapa daerah.
Langkah-langkah mitigasi bencana baik prabencana (sebelum), saat bencana dan pascabencana (sesudah) menjadi sangat penting untuk pembelajaran (edukasi).
Hal tersebut sangat penting dilakukan, sebagai upaya antisipasi (pencegahan) dampak bencana banjir yang kemungkinan terjadi.
1. Prabencana Banjir
Langkah-langkah prabencana (sebelum) yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir, antara lain :
- Mengetahui istilah-istilah peringatan yang berhubungan dengan bahaya banjir, seperti Siaga I sampai dengan Siaga IV dan selalu berkoordinasi dengan apparat desa setempat terkait langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
- Mengetahui tingkat kerentanan bencana pada tempat tinggal sekitarnya, apakah di zona rawan banjir atau tidak (dapat menggunakan aplikasi Android Inarisk yang dapat diunduh di PlayStore).
- Mengetahui cara-cara untuk dapat melindungi rumah kita dari bencana banjir.
- Masyarakat diharapkan dapat mengetahui saluran drainase dan jalur yang sering dilalui air banjir dan yang berdampak pada lingkungan dan rumah kita.
- Melakukan persiapan untuk evakuasi, termasuk pemahaman petunjuk jalur evakuasi dan daerah pada dataran yang lebih tinggi.
- Membicarakan dengan seluruh anggota keluarga mengenai ancaman banjir dan merencanakan tempat pertemuan apabila anggota keluarga terpisah pada saat bencana banjir.
- Mengetahui bantuan apa yang dibutuhkan serta bisa diberikan apabila ada anggota keluarga yang terkena bencana banjir.
- Mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus anggota keluarga dan tetangga apabila bencana banjir terjadi.
- Membuat persiapan untuk hidup mandiri selama kurang lebih 3 hari, dengan mempersiapkan antara lain : tas siaga bencana, penyediaan makanan dan air minum, pakaian dan selimut.
- Mengetahui bagaimana cara mematikan air, listrik dan gas Ketika bencana banjir terjadi.
- Mempertimbangkan asuransi bencana banjir.
- Diharapkan dapat membuat catatan harta benda, membuat dokumentasi dalam bentuk foto, dan menyimpan dokumen tersebut di tempat yang aman dari bencana banjir.
- Menghindari membangun di tempat rawan banjir yang sangat beresiko kecuali jika ada upaya penguatan dan peninggian bangunan rumah.
- Memperhatikan berbagai instrumen listrik yang dapat memicu bahaya saat bersentuhan dengan air banjir.
- Turut serta mendirikan tenda pengungsian dan pembuatan dapur umum.
- Melibatkan diri dalam pendistribusian bantuan bencana banjir.
- Menggunakan air bersih dengan efisien dan tepat guna.
2. Saat Bencana Banjir
Langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi banjir, antara lain :
- Apabila banjir akan terjadi di sekitar wilayah Anda, maka diharapkan dapat memperhatikan informasi dari berbagai media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
- Apabila terjadi bencana banjir, segeralah untuk evakuasi keluarga dan diri kita ke tempat dataran yang lebih tinggi dan aman.
- Selalu waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang tergenang air.
- Mengetahuii risiko banjir dan banjir bandang di lingkungannya, misalnya banjir bandang dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa ataupun deras.
- Harus bersiap untuk evakuasi dan amankan rumah kita, jika masih tersedia waktu kita dapat menempatkan benda di luar rumah pada tempat yang aman dari banjir. Barang yang lebih berharga dapat diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah kita.
- Diharapkan dapat mematikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Kita juga dapat mencabut alat-alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.
- Apabila ada pengumuman dan perintah evakuasi, maka diharapkan kita harus segera meninggalkan rumah, jangan berjalan di arus air agar tidak terjatuh dan terbawa arus air.
- Apabila kita harus berjalan di genangan air, maka berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak atau kuat dengan mengunakan tongkat atau kayu sejenisnya untuk dapat mengecek kepadatan tempat kita berpijak.
- Jangan mengemudikan mobil pada wilayah yang terdampak banjir, karena apabila air mulai naik akan sangat berbahaya. Segeralah keluar dari dalam mobil dan pergi ke tempat yang lebih tinggi, agar tidak tersapu arus banjir.
- Membersihkan dan menyiapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya kehabisan air bersih.
- Selalu waspada pada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinannya akan dilalui oleh arus yang deras.
3. Pascabencana Banjir
Langkah-langkah yang harus dilakukan pascabencana banjir, antara lain :
- Selalu menghindari air banjir dikarenakan kemungkinan kontaminasi zat-zat yang sangat berbahaya dan ancaman kesetrum arus Listrik.
- Selalu waspada dengan instalasi Listrik serta menghindari air yang bergerak.
- Selalu menghindari area yang airnya baru saja surut disebabkan karena jalan bisa saja keropos dan longsor.
- Menghindari lokasi yang masih terkena bencana banjir, kecuali jika pihak yang berwenang membutuhkan sukarelawan.
- Kembali ke rumah apabila ada perintah dari Pemerintah desa setempat atau pihak yang berwenang.
- Tetap di luar gedung/rumah yang masih dikelilingi oleh air Banjir.
- Selalu berhati-hati saat memasuki gedung karena ancaman kerusakan yang tidak terlihat seperti pada fondasi yang Rapuh.
- Memperhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih jika terkena air banjir yang sudah tercemar.
- Membuang makanan yang sudah terkontaminasi air banjir.
- Mendengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta mencari Informasi bantuan perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
- Segera pergi berobat apabila sakit dan dapat mencari perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat atau di pos pelayanan.
- Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran setelah bencana banjir.
- Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar kita.
- Melibatkan diri kita dalam kaporitisasi sumur galian.
- Melibatkan diri kita dalam perbaikan jamban MCK dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).
Kesimpulan
Banjir pada dasarnya adalah fenomena alam yang sangat membutuhkan edukasi publik terutama berkaitan dengan kesiapsiagaan, mitigasi bencana dengan adanya tindakan pencegahan dan early warning system yang tepat.
Dengan langkah-langkah itu kita semua diharapkan dapat meminimalisir dampak yang terjadi akibat bencana alam. Setidaknya kita dapat melindungi nyawa, harta dan benda kita semua.
Demikan Edukasi Mitigasi Bencana Banjir Semoga kita semua dapat dijauhkan dari Marabahaya dan Selalu dalam Lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amin.
Salam Tangguh!
Source : dndsandyra.com
Kontributor : Faisal Tahadju, ST., MSi.*
Editor : DnD
*Penulis merupakan staf Analis Bencana di BPBD Kabupaten Morowali Utara