Batik Hijab Modern © (Photo by Hadi Saerani on pexels.com)

Influencer dan Pengaruhnya Terhadap Gen Z dalam Aspek Budaya

Malang, dndsandyra.com – Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang memikat, salah satunya adalah batik. Batik bukan hanya sekadar kain, karena di setiap coraknya adalah karya seni yang mencerminkan keindahan, sejarah dan nilai budaya.

Lebih dari sekadar estetika visual, penggunaan batik juga mencerminkan rasa bangga terhadap identitas budaya. Di dalam motif-motif batik terkandung pesan-pesan simbolik yang menggambarkan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Batik memiliki beragam corak, seperti batik dengan corak alam yang mencerminkan harmoni dengan alam sekitar. Ada juga batik dengan motif-motif khas daerah yang memperkaya ragam budaya yang ada di negeri ini. Setiap helai batik adalah sebuah kanvas yang menceritakan sejarah.

Di era globalisasi ini, mempertahankan dan mempromosikan penggunaan batik adalah langkah yang penting dalam memelihara keanekaragaman budaya.

Apa itu Influencer ?

Banyak sekali media yang dapat digunakan, salah satunya adalah media sosial. Media sosial saat ini memiliki banyak influencer yang berpengaruh untuk mempromosikan batik di era globalisasi ini.

Influencer adalah seorang yang memiliki pengaruh atau daya tarik signifikan terhadap audiens tertentu, terutama di platform media sosial.

Mereka sering kali memiliki jumlah pengikut yang besar dan dapat mempengaruhi perilaku atau pendapat orang lain terkait dengan topik atau produk tertentu.

Ketika seorang influencer merekomendasikan atau menggunakan produk dalam konten mereka, hal ini dapat meningkatkan kesadaran dan mempengaruhi persepsi positif terhadap produk tersebut.

Hubungan Influencer dan Gen Z

Influencer dan Gen Z memiliki hubungan yang erat dalam dunia media sosial dan pemasaran.

Gen Z merupakan kelompok yang lahir sekitar pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, sangat aktif di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan lain sebagainya.

Hubungan antara keduanya terletak pada fakta bahwa influencer seringkali menjadi figur yang diidolakan oleh Gen Z. Gen Z lebih cenderung mempercayai rekomendasi dari orang-orang yang mereka anggap sebagai tokoh inspiratif.

Menurut beberapa penelitian, 35% Gen Z dewasa saat ini membaca lebih banyak dibandingkan tahun 2020 dan 67% membaca dari ponsel. Maka dari itu, kita bisa memanfaatkan media sosial melalui influencer sebagai wadah untuk melestarikan batik.

Influencer bisa membuat trend memakai batik dalam aktivitas sehari hari.

Dalam praktiknya, batik juga bisa di mix and match dengan outfit yang sedang trend di kalangan Gen Z, sehingga Gen Z akan tertarik dan menormalisasi bahwa menggunakan batik pada aktivitas sehari-hari seperti di kantor, pusat perbelanjaan atau di jalanan bukanlah hal yang aneh. Hal ini menunjukkan bahwa batik bisa menjadi bagian dari gaya hidup modern.

Dengan mengenakan batik, kita turut memperlihatkan kepada dunia bahwa warisan budaya adalah sesuatu yang berharga dan patut dilestarikan. Hal ini juga dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menghargai dan mempertahankan tradisi-tradisi yang berharga.

Melalui upaya melestarikan batik melalui media sosial, kita dapat membantu mempertahankan kekayaan warisan budaya ini untuk generasi mendatang.

Dengan memanfaatkan kekuatan digital, kita dapat memastikan bahwa batik tetap hidup dan terus diapresiasi oleh masyarakat luas, baik di dalam maupun di luar Indonesia.

Oleh karena itu, marilah kita mengenakan batik dengan bangga, sebagai simbol cinta dan penghargaan terhadap budaya yang telah membentuk identitas kita.

Source : dndsandyra.com
Kontributor : Frisca Dita Pramisti *
Editor : Haya Azzura Rasya

*Kontributor merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Brawijaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *