Yogyakarta, dndsandyra.com – Jamu, sebenarnya sudah ada sejak zaman nenek moyang yaitu kisaran tahun 1.300 Masehi. Jamu sendiri berasal dari bahasa jawa kuno ‘Djampi’ yang artinya adalah penyembuhan. Sejak dulu, jamu dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan segala penyakit.
Selain itu, ada juga jamu yang dikhususkan sebagai penambah stamina bahkan berkhasiat dalam kecantikan. Bentuk jamu dari dulu pun sama, yaitu cairan atau ramuan untuk diminum. Jamu diolah dari tanaman herbal yang diambil ekstraknya. Setiap daerah pasti memiliki ciri khas jamu masing – masing berdasarkan jenis tanaman yang ada.
Kegiatan mengenal jamu ini dilaksanakan pada Jum’at (20/8/2021), sehubungan dengan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata – Program Pemberdayaan Masyarakat (KKN – PPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY). Sepuluh orang anggota KKN – PPM UMBY Kelompok 92 yang diketuai oleh Maria Ferlina mendatangi rumah Ibu Asri yang berlokasi di Padukuhan Bantul Karang, Desa Ringinharjo, Bantul. Ibu Asri ini berprofesi sebagai pembuat jamu. Selain membuat jamu, Ibu Asri juga menjual jamu ke orang-orang.
Disamping itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Putry Wahyu Setyaningsih, S.Kom., M.Kom. juga turut serta dalam mengawal kegiatan mengenal jamu melalui video conference, hal yang sama dilakukan oleh teman-teman yang berada di luar Yogyakarta karena belum bisa kembali akibat Covid-19.
Minuman jamu telah terbukti khasiatnya berdasarkan waktu. Selain itu, jamu ini dibuat dengan cara tradisional dan dengan bahan-bahan organik, sehingga tidak ada efek samping yang dihasilkan. Setiap bahan dari jamu diambil dari alam, dan memiliki segudang manfaat, diantaranya:
- Jamu beras kencur, berkhasiat menyembuhkan perut kembung, rasa nyeri, pusing kepala, batuk hingga encok.
- Jamu Kunyit asam dipercaya dapat melancarkan siklus datang bulan bagi wanita. Selain itu kandungan vitamin C yang ada, dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
- Jamu Brotowali, meskipun rasanya terkenal pahit namun manfaatnya juga tidak kalah, yaitu dapat mengobati demam, rematik, batuk hingga penyakit kulit.
“Jamu ini cocok sekali dikonsumsi secara rutin pada musim pandemi Covid-19 ini. Selain karena harganya yang sangat terjangkau, jamu juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sisi positif yang lain adalah meningkatkan perekonomian bagi pelaku usaha jamu itu sendiri, yang secara tidak langsung ikut mensejahterakan masyarakat.” ujar Maria Ferlina yang juga ketua KKN UMBY Kelompok 92.
Proses pembuatan jamu dilakukan secara tradisional dilakukan oleh tenaga ahli yaitu Ibu Asri sendiri. Walaupun begitu jamu yang dihasilkan rasanyak nikmat dan higienis. Karena alat – alat yang digunakan sebelumnya dicuci dengan bersih terlebih dahulu. Disela-sela pembuatan, dijelaskan juga beberapa jamu yang umum digemari oleh orang-orang yaitu jamu kencur, kunyit asam, jamu daun sirih, dan jamu brotowali.
Prosesnya sendiri diawali dengan pemilihan bahan dasar untuk membuat jamu seperti rempah-rempah dikuliti dan dicuci bersih. Kemudian rempah-rempah tadi dihaluskan dengan cara diparut untuk diambil sari-sarinya. Setelahnya sari-sari tersebut direbus dan dicampurkan bahan-bahan lain seperti gula dan bahan pelengkap lainnya.
Setelah jamu matang, selanjutnya adalah proses pengemasan jamu dengan menggunakan botol dan juga plastik. Tidak lupa semua rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan dengan senantiasa mematuhi protokol kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
Source : dndsandyra.com
Penulis : Anggi Pratiwi
Editor : Widarta