Yogyakarta, dndsandyra.com — Baby blues adalah suatu bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami ibu setelah melahirkan. Kondisi ini biasanya muncul semetara waktu, yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi.
Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa dukungan sosial suami merupakan faktor risiko yang paling dominan berkontribusi terhadap kejadian baby blues. Sehingga, untuk mendeteksi lebih dini dan menurunkan angka kejadian baby blues, suami harus dilibatkan dalam memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan anak.
Mengingat pentingnya pemahaman terkait baby blues, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), mengadakan sosialisasi mengenai baby blues di Dusun Ngringin, Kalurahan Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum’at (02/08/2024), dengan jumlah peserta kurang lebih 30 orang yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, serta pemuda dan pemudi Karang Taruna setempat.
Fernando setyawan selaku penanggung jawab program kerja menyampaikan, bahwa tujuan dari sosialisasi ini salah satunya memberikan pemahaman dan pengetahuan mengenai baby blues.
“Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai baby blues, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan ibu pasca-melahirkan yang difokuskan pada dukungan keluarga dan kesehatan mental,” terang Fernando.
“Kurangnya pengetahuan mengenai baby blues di kalangan keluarga, sering kali membuat kondisi ini sulit dikenali dan diatasi dengan efektif,” imbuhnya lagi.
Materi yang disampaikan dalam sosialisasi ini meliputi definisi, aspek-aspek, serta faktor-faktor penyebab baby blues yang perlu diperhatikan untuk mengenali dan menangani kondisi ini dengan efektif.
Selain itu, dalam sosialisasi ini mahasiswa KKN kelompok 10 UMBY juga menjelaskan tiga strategi untuk mengatasi baby blues, yaitu terapi musik, terapi support system, dan konsultasi dengan psikolog atau bidan.
Salah satu peserta, Fajar, menyampaikan bahwa awalnya kurang paham sehingga kondisi ini sering terlewatkan.
“Awalnya saya kurang paham mengenai baby blues, namun setelah kegiatan sosialisasi jadi mengerti, bahwa menjaga kondisi ibu setelah melahirkan itu memang sangat penting untuk diperhatikan,” kata Fajar.
Sementara itu, Frediyanto selaku Kepala Dukuh Dusun Ngringin setempat menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa KKN – PPM UMBY kelompok 10.
“Saya mewakili masyarakat Dusun Ngringin mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa KKN UMBY yang telah memberikan sosialisasi terkait baby blues. Kami sangat mendukung upaya mahasiswa KKN UMBY dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang baby blues,” tutur Frediyanto.
Sisilia Elga Polii, salah satu anggota KKN menyampaikan rasa syukurnya.
“Saya sangat bersyukur, kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar, seluruh peserta mendengarkan dengan seksama dan memperhatikan ketika materi sedang dijelaskan,” kata Sisilia.
Eka Aryani, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN kelompok 10 UMBY turut memberikan tanggapan terhadap kegiatan sosialisasi ini.
“Kegiatan seperti ini sangat bagus dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai kondisi baby blues yang sering kali terabaikan, sehingga dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada ibu pasca-melahirkan di lingkungan sekitar,” ungkap Eka.
Source : dndsandyra.com
Kontributor : Tim KKN Kelompok 10 UMBY
Editor : Putri Adella Maharani