Istana Maimun Medan

Kemegahan Istana Maimun dan Hikayat Meriam Puntung

Medan, dndsandyra.com – Istana Maimun merupakan salah satu destinasi wisata kota Medan yang terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso No. 66, AUR, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Istana Maimun merupakan peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun dua tahun sebelum pusat pemerintahan Kesultanan Deli dipindahkan ke kota Medan pada masa Sultan Mahmud Al Rasyid.

Dilansir dari Native Indonesia Istana Maimun dibangun pada 26 Agustus tahun 1888. Pembangunan istana ini memakan waktu hampir 3 tahun lamanya dan mulai ditempati pada 18 Mei tahun 1891.

Terkait lingkungannya, Istana Maimun berdiri diatas lahan yang berukuran kurang lebih 4,5 hektar.

Istana ini memiliki luas 2772 meter persegi dan terdiri dari 30 kamar, balairung, dan dapur. Didesain oleh seorang arsitek Belanda bernama Majoor Theodoor Van Erp. membuat arsitektur istana ini tidak luput dari pengaruh nuansa Belanda dan nuansa negara-negara Eropa dalam gaya arsitekturalnya.

Desain Istana Maimun juga menggambarkan kebudayaan Melayu dan pengaruh India. Istana Maimun didominasi dengan warna kuning yang merupakan warna kebesaran bangsa Melayu.

Istana Maimun terdiri dari 2 lantai dan terdiri dari 3 bagian yaitu bangunan induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan.

Bangunan istana ini menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Medan.

Di sisi Tenggara, sekitar 10 meter dari bangunan istana, terdapat bangunan berarsitektur Karo tempat dipajangnya Meriam Puntung.

Istana Maimun menarik untuk dikunjungi bukan hanya karena usianya, tetapi juga karena desain interiornya yang unik, yang memadukan unsur warisan Melayu dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia.

Salah satu aktivitas wisata yang tidak boleh terlewatkan adalah berswafoto dengan pakaian adat. Kesan megah, elegan, sambil duduk di singgasana adalah daya tarik utamanya.

Fasilitas lainnya yang disediakan juga cukup lengkap, mulai dari area parkir, toilet, warung penjual makanan dan minuman dan penyewaan kuda.

Para wisatawan yang ingin berkunjung ke Istana Maimun tidak perlu khawatir, karena akses menuju Istana Maimun sangat mudah dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Untuk menuju Istana Maimun, Anda harus menempuh perjalanan kurang lebih 3 kilometer dari kota Medan, dengan waktu tempuh kurang lebih 10-15 menit saja.

Istana Maimun memiliki jam operasional setiap hari (Senin – Minggu) pukul 08.00 – 17.00 WIB. Sedangkan harga tiket masuk (HTM) ke Istana Maimun adalah Rp 10000,- per orang.

Di dalam istana kita bisa mengambil foto di berbagai peninggalan kesultanan itu.

Di objek wisata Istana Maimun juga terdapat sebuah tempat legendaris bernama Meriam Puntung. Untuk melihat Meriam Puntung Anda dikenakan biaya tambahan HTM Rp. 3000,- per orang.

Meriam Puntung dapat diartikan sebagai Meriam Buntung. Hikayat menjelaskan bahwa Meriam Puntung merupakan penjelmaan Mambang Khayali, adik Putri Hijau dari Kerajaan Haru yang memerintah sekitar tahun 1954.

Suatu hari, Putri Hijau menerima lamaran dari Raja Aceh, namun lamaran tersebut ditolak. Hal ini kemudian membuat marah Raja Aceh dan menyerang Kerajaan Haru.

Mambang Khayali kemudian mengubah dirinya menjadi sebuah meriam untuk mempertahankan istana. Akibat laras panas yang terus menerus digunakan untuk menembak prajurit Raja Aceh, laras meriamnya pun panas dan pecah menjadi dua bagian.

Ujung Meriam diceritakan melayang dan jatuh di Kampung Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Tanah Karo. Sementara pecahan kedua kini berada di kawasan taman Istana Maimun.

Selain cerita sejarah dan legenda, ada satu hal lagi yang sangat menarik perhatian dari meriam tersebut. Terdapat sebuah lubang kecil di meriam, saat telingga pengunjung ditempelkan di lubang tersebut, maka akan mendengar suara tertentu.

Source : dndsandyra.com
Kontributor : Rika Handayani
Editor : Haya Azzura Rassya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *