Masjid Menara Kudus

4 Rekomendasi Destinasi Wisata Religi di Kudus

Semarang, dndsandyra.com – Kudus merupakan sebuah daerah di Jawa Tengah yang menyimpan sejarah agama Islam yang kental. Kudus juga dikenal sebagai Kota Santri, hal ini karena banyak pesantren di Kudus dan merupakan salah satu pusati kebudayaan Islam Jawa di era Wali Songo.

Sesampainya di daerah Kudus, Anda akan disambut oleh pemandangan Jembatan Kretek yang menjadi ikon kota Kretek tersebut. Selain itu, Anda bisa menikmati pemandangan megah dari beberapa gedung yang dibangun oleh PT. Djarum sebagai perusahaan rokok terbesar.

Kota ini juga memiliki banyak destinasi wisata religi, berikut beberapa destinasi yang wajib Anda kunjungi ketika berada di Kudus.

1. Masjid Menara Kudus

Masjid Menara Kudus merupakan salah satu peninggalan sejarah dan sebagai bukti penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Bentuk menara masjid ini cukup unik dan menyerupai bangunan candi yang melambangkan perpaduan budaya Islam dan budaya Hindu.

Masjid Menara Kudus dibangun pada tahun 1549 Masehi oleh Ja’far Shadiq atau yang biasa dikenal dengan nama Sunan Kudus. Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini secara khusus dibawa oleh Sunan Kudus dari Baitul Maqdis di Palesitina.

Masjid Menara Kudus terletak di Jalan Menara, Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Selain untuk beribadah, masjid ini juga terbuka untuk masyarakat yang ingin berziarah ke makam Sunan Kudus. Selain makam Sunan Kudus, terdapait makam beberapa keluarga Sunan Kudus yang terletak di belakang masjid. Ziarah ke Makam Sunan Kudus dapat dilakukan setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB.

2. Makam Sunan Muria

Makam Sunan Muria merupakan tanda penyebaran agama Islam di Kabupaten Kudus. Makam Sunan Muria terletak di lereng Gunung Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Dahulu  kompleks makam ini merupakan tempat tinggal Sunan Muria. Sunan Muria dikenal sebagai salah satu anggota Wali Songo yang memiliki cara berdakwah unik. Seperti Wali Songo pada umumnya, Sunan Muria menggunakan media seni untuk berdakwah.

Untuk mencapai kompleks makam dibutuhkan jarak 2 km dari pintu masuk. Jadi bagi yang ingin berkunjung ke makam bisa berjalan kaki dengan menggunakan tangga atau naik ojek dengan tarif Rp 10000 per orang.

Di dekat makam terdapat gentong peninggalan Sunan Muria sebagai sumber air yang dipercaya berkhasiat untuk mengobati berbagai penyakit.

Tempat ini juga memiliki buah parijoto, buah berwarna merah muda keunguan. Buah ini memiliki rasa manis dan asam cenderung sepat. Buah parijoto memiliki mitos jika ibu hamil memakan buah ini akan melahirkan anak dengan wajah yang cantik dengan kulit halus, namun jika belum mempunyai momongan maka akan segera mendapat momongan.

3. Air Tiga Rasa Rejenu

Destinasi wisata selanjutnya yang dapat Anda kunjungi adalah Air Tiga Rasa Rejenu yang terletak di Desa Japan, Kecamaran Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Sumber mata air tiga rasa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Setiap orang yang meminum air akan merasakan rasa yang berbeda tergantung niat peminumnya.

Sumber mata air ini memiliki tiga rasa dan khasiat yang berbeda. Sumber air pertama memiliki rasa tawar, sedikit masam yang berkhasiat dapat mengobati penyakit. Sumber air kedua memiliki rasa seperti soda, konon air ini bisa meningkatkan rasa percaya diri ketika menghadapi masalah. Sumber mata air ketiga memiliki rasa seperti tuak, air ini dipercaya dapat melancarkan rezeki apabila seseorang benar-benar bekerja keras.

Untuk mencapai tempat ini, Anda dapat menempuh jarak sekitar 20 km dari pusat kota Kudus  atau sekitar 3 km dari makam Sunan Muria. Bagi Anda yang datang dengan kendaraan roda empat dapat parkir di tempait yang telah disediakan di Desa Japan  dan melanjutkan perjalanan dengan ojek sejauh kurang lebih 2 km.

4. Langgar Bubrah

Langgar Bubrah merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah simbol akulturasi Hindu ke Islam, langgar bubrah dibentuk dari tumpukan batu bata dengan atap berbentuk joglo.

Masyarakat mengartikan langgar ini sebagai surau atau mushala. Sedangkan kata “bubrah” dimaknai sebagai “rusak” atau “berantakan”. Jadi bisa dikatakan Langgar Bubrah berarti tempat ibadah yang dulu ada dan utuh namun sekarang sudah tidak utuh lagi karena termakan zaman.

Langgar Bubrah terletak di dekat dari Menara Kudus yaitu di Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Dahulu umat Hindu menggunakan langgar ini sebagai tempat meditasi, sehingga tidak heran jika langgar ini bercorak Hindu. Namun bangunan ini beralih fungsi menjadi tempat ibadah umat islam di bawah pengaruh Sunan Kudus.

Source : dndsandyra.com
Kontributor : Alifatun Na’imah
Editor : Haya Azzura Rassya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *