Dosen Psikologi UMBY Beri Penyuluhan Adiksi Game Online

Dosen Psikologi UMBY Berikan Penyuluhan Adiksi Game Online di SMA Kesatuan Bangsa

Yogyakarta, dndsandyra.com – Sebagai bagian dari kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat (PkM), Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), bekerja sama dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kesatuan Bangsa Yogyakarta, mengadakan penyuluhan dalam mengatasi permasalahan psikologis di kalangan siswa SMA pada hari Rabu (26/10/2022).

Dr. Sri Muliati Abdullah, M.A., Psikolog., selaku dosen Fakultas Psikologi UMBY, atau kerap disapa dengan nama Dr. Lia, memberikan penyuluhan terkait dengan dampak serta cara mengatasi ketergantungan terhadap permainan online yang dialami oleh remaja usia SMA.

“Adiksi game online merupakan keadaan di mana seseorang bermain game secara berlebihan, seakan-akan tidak ada hal yang ingin dikerjakan selain bermain game, dan seolah-olah game tersebut adalah hidupnya, sehingga berdampak negatif bagi pemainnya,” jelas Lia.

Survei di Indonesia menyebutkan pengguna internet usia remaja yang memainkan game online sebanyak 35%, dan sebanyak 55% pengguna game online adalah remaja pria.  

Adiksi game online dapat diindikasikan dari penggunaan waktu bermain game rata-rata 20-25 jam dalam seminggu. Selain itu, adiksi game online diindikasikan juga oleh empat hal, yaitu salience, tolerance, mood modification dan withdrawal.

Saliance ditandai dengan bermain game menjadi aktivitas yang mendominasi pemikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang, sedangkan tolerance mendorong seseorang untuk bermain lebih sering sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bermain meningkat.

Di samping itu, mood modification membuat pemain game online mengalami perasaan yang mendorong semangat atau merasakan ketenangan saat bermain game. Akan tetapi, withdrawal mendorong munculnya perasaan tidak nyaman atau efek fisik yang timbul ketika kegiatan bermain game yang dikurangi atau dihentikan, misalnya tremor, murung, dan mudah marah.

Lia menambahkan bahwa kecanduan game online mendorong terjadinya relapse atau kecenderungan untuk melakukan kegiatan bermain game secara berulang dan kembali ke pola awal atau kambuh dan bahkan lebih buruk seperti misalnya memicu konflik.

“Selain mendorong terjadinya relaps, kecanduan game juga dapat memicu terjadinya konflik antara pemain game dan orang-orang di sekitar mereka (konflik interpersonal), konflik dengan kegiatan lain (pekerjaan, sekolah, kehidupan sosial, hobi dan minat) atau dari dalam individu itu sendiri yang khawatir karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain game (konflik intrapsikis),” tutur Lia.

Menurut Lia, faktor penyebab adiksi game online dapat muncul dari pemain game online itu sendiri, keluarga dan lingkungan sosial yang kurang terkontrol.

“Adiksi game online dapat menyebabkan distorsi waktu, kurang perhatian, hiperaktif, tindakan kekerasan, emosi negatif, dan perilaku agresif,” imbuh Lia.

Hasil  penelitian juga menunjukkan  bahwa  anak  yang  bermain  video  game  aksi  dengan  unsur  kekerasan mengalami peningkatan emosi sehingga berperilaku lebih agresif dan rentan mengalami stres.

Sebagai langkah penanganan, Lia turut memberikan beberapa solusi untuk mengatasi adiksi game online. Salah satunya adalah dengan mengajak anak berkomunikasi dengan baik untuk mengurangi intensitas bermain game online dengan membuat atau menawarkan aktivitas lain yang disukai misalnya memelihara hewan, olah raga dan hobi lainnya.

“Peran orang tua sangat diperlukan untuk membuat time management yang lebih rapi, dan menggunakan game sebagai reward atau hadiah yang proporsional. Pemain game perlu menumbuhkan kesadaran realitas bahwa waktu harus dibagi-bagi. Selain itu, orang tua juga perlu menarik perhatian putra putrinya dengan aktivitas interaksi keluarga yang menyenangkan dan tidak sering menggunakan HP di rumah,” tutup Lia.

Source : dndsandyra.com
Editor : Naf’iyatul Muflihah Annasihah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *