Yogyakarta, dndsandyra.com – Pandemi Covid-19 mengakibatkan terganggunya aktivitas ekonomi nasional. Sejak April 2020 sektor ekonomi di Indonesia mengalami situasi krisis, khususnya sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di DIY. Berbagai upaya perlu dilakukan dalam berbisnis, salah satunya menjaga dan membangun brand image pada produk atau jasa agar mendapat tempat di hati konsumen.
Sayangnya, tidak semua UMKM di Indonesia memiliki media promosi baik secara offline maupun online, termasuk desa wisata Bendo, hal ini mengakibatkan minimnya popularitas UMKM tersebut bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Oleh karena itu, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 35 Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) manfaatkan alat prototipe Neon box untuk branding desa wisata Bendo di Dusun Bendo, Wukirsari, Imogiri, Bantul, DIY.
Kegiatan ini dilakukan dengan pembuatan logo dan pemasangan neon box ukuran 90 x 50 dengan tiang 2.5 m dari tanah yang bertempat di Gang masuk Dusun Bendo pada hari Jum’at (11/02/2022).
Ananda Baihaqi Nurrizky selaku penanggung jawab program kerja KKN menyatakan, bahwa kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap upaya pengelolaan citra merek atau brand image.
“Kami membuat beberapa logo untuk Wisata Dusun Bendo sebagai upaya untuk memperoleh kesan yang mendalam dan positif di mata wisatawan,” ungkap Ananda.
“Umumnya, jika suatu UMKM memperoleh citra merek atau brand image yang baik, maka tingkat pembelian produk atau jasa akan meningkat,” imbuhnya lagi.
Selain pembuatan logo, mahasiswa KKN kelompok 35 UMBY juga melakukan pemasangan neon box sebagai media promosi dan branding UMKM di Desa Wisata Bendo.
Neon box sendiri merupakan salah satu media promosi yang cukup tren digunakan saat ini. Dengan tampilan media layaknya sebuah billboard yang memiliki lampu neon di bagian tengah, penggunaan neon box dinilai sangat efektif.
Design neon box Desa Wisata Bendo menggunakan bentuk logo minimalis dengan nuansa warna coklat agar terlihat fresh terutama untuk para pemuda pemudi. Arti warna coklat sendiri dipercaya mampu menciptakan kenyamanan, keakraban serta rasa aman. Logo di atas tulisan Desa Wisata Bendo dibuat menyerupai jondol, karena di Desa Bendo memiliki jondol untuk bersantai.
“Ide untuk logo tersebut menggabungkan bentuk minimalis modern dengan nuansa tradisional agar mengundang rasa tertarik berbagai kalangan. Dan tidak lupa gambaran identik Desa Wisata Brendo,” jelas Vanasius Willy Candra, mahasiswa KKN Kelompok 35 UMBY.
Tidak hanya sampai di situ, untuk mendukung promosi yang telah dilakukan, mahasiswa KKN 35 UMBY juga melakukan promosi wisata Jogo Bendung melalui media sosial instagram @desa_wisata_bendo dan melakukan pemasangan peta wisata Bendo untuk mempermudah wisatawan dalam berwisata menjelajah desa wisata Bendo.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Kelompok 35 UMBY, A. Sidiq Purnomo, S.Kom., M.Eng., turut memberikan dukungan terhadap beberapa program kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN bimbingannya untuk melakukan branding terhadap desa wisata Bendo.
“Program kegiatan yang telah dilakukan tersebut memang tepat dilakukan, karena di desa tersebut banyak UMKM yang dikelola oleh warga setempat,” tutur Sidiq.
“Semoga kegiatan branding desa wisata Bendo yang telah dilakukan tersebut, selanjutnya dapat meningkatkan potensi wisata dan perekonomian di desa wisata Bendo,” tutur Sidiq.
Kegiatan kali ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat, karena dirasa sangat membantu UMKM di desa Bendo.
“Saya mewakili masyarakat dusun Bendo mengucapkan banyak terimakasih kepada adik-adik KKN kelompok 35 UMBY yang telah membantu promosi desa wisata Bendo, semoga memberikan dampak baik bagi perekonomian masyarakat,” tutur Marsudi selaku dukuh Bendo.
Source : dndsandyra.com
Editor : Haya Azzura Rasya & Naf’iyatul Muflihah Annasihah